PENDAHULUAN
Bab ini berfokus pada dimensi waktu dari manajemen biaya, seperti
digambarkan oleh prancis bacon. Kita memperhatikan dampak ketepatan waktu
terhadapat biaya total dan bagaimana biaya berubah selama siklus hidup produk.
Siklus hidup produk (produck life cycle) harus diperhatikan dalam dua aspek,
yaitu selama siklus hidup produk (sales life cycle).
The cost life cycle merupakan urutan aktivitas dalam perusahaan mulai dari
riset dan pengembangan,kemudian desain,produksi atau penyediaan
jasa,pemaasaran/distribusi dan pelayanan kepada pelanggan.cost life cycle
merupakan siklus hidup produk.
The sales life cycle merupakan urutan atau fase-fase hidup produk dan jasa
dipasar mulai dari pengenalan produk atau jasa sampai pada pertumbuhan dalam
penjualan dan akhirnya kematangan,penurunan dan penarikan dari
pasar.penjualan,pada saat-saat pertama kecil kemudaian memuncak pada fase
kematangan dan kemudian menurun.
II. PEMBAHASAN
. Biaya Manufaktur juga disebut biaya
produksi atau biaya pabrik biasanya didefinisikan sebagai jumlah darti tiga
elemen biaya: bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead
pabrik. Bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung, keduanya disebut
biaya utama(prime cost). Tenaga langsung dan overhead pabrik, keduanya
disebut biaya konversi.
Bahan baku langsung adalah semua bahan
baku yang membentuk bagian integral dari produk jadi dan dimasukkan secara
explisit dalam perhitungan biaya produk. Contoh dari bahan baku lansgsung
adalah kayu yang digunakan untuk membuat mebel dan minyak mentah yang digunakan
untuk membuat bensin dan contoh bahan baku tidak langsung adalah jumlah paku
pada mebel.
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang melakukan konversi bahan
baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk
tertentu. Dua masalah sering muncul ketika usaha untuk mengidentifikasi tenaga
kerja langsung sebagai elemen biaya yang terpisah dilakukan. Pertama, pekerja
yang sama melakukan kemudian berbagai tugas. Mereka dapat bergantian
mengerjakan tugas tenaga kerja langsung kemudian tugas tenaga kerja tidak
langsung secara cepat dan sering, sehingga biaya tenaga kerja langsung dan
tidak langsung menjadi:
Overhead pabrik juga
disebut overhead manufaktur, beban manufaktur, atau beban pabrik terdiri dari atas semua biaya manufaktur yang
tidak ditelusuri secara langsung ke output tertentu. Overhead pabrik biasanya
memasukkan semua biaya manufaktur kecuali bahan baku langsung dan tenaga kerja
langsung. Bahan baku tidak langsung adalah bahan baku yang diperlukan untuk
penyelesaian suatu produk tetapi tidak diklasifikasikan sebagai bahan baku
langsung karena bahan baku tersebut tidak menjadi bagian dari produk. Contohnya
amplas, pola kertas, dan pelumas.Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga
kerja yang tidak dapat ditelusuri langsung karena ke kontruksi atau komposisi
dari produk jadi. Tenaga kerja tidak langsung termasuk gaji pengawas, pegawai
pabrik, pembantu umum, pekerja bagian pemeliharaan, seperti pekerja bagian
gudang. Dalam bisnis jasa tenaga kerja tidak langsung dapat mamasukan gaji
resepsionis, operator telepon, pegawai yang melakukana penyimpanan dokumen dan
pegawai yang menangani barang. Beban Komersial terdiri dari atas dua
klasifikasi besar: beban pemasaran dan beban administratif (juga disebut beban
umum dan administratif). Beban pemasaran mulai dari titik dimana biaya
manufaktur berakhir. Yaitu, ketika proses manufaktur selesai dan produk ada
dalam kondisi siap dijual. Beban pemasaran termasuk beban promosi, beban
penjualan dan pengiriman. Beban administratif termasuk beban yang
terjadi dalam mengarahkan dan mengendalikan organisasi.
Ketiga
komponen biaya produksi tersebut harus selalu dilakukan perencanaan dalam
rangka pengendalian biaya. Sebelum kita lakukan perencanaan biaya, sebaiknya
kita memahami terlebih dahulu bagaimanakan siklus hidup suatu produk.Siklus
hidup produk (product life cycle) harus diperhatikan dalam dua aspek,
yaitu:
- Biaya selama siklus hidup produk (cost
life cycle)
Merupakan
aktivitas urutan dalam perusahaan mulai dari riset dan pengembangan, kemudian
desain, produksi (atau penyediaan jasa), pemasaran/distribusi, dan pelayanan
kepada pelanggan.
- Penjualan selama siklus hidup produk (sales
life cycle)
Selain
terdapat siklus hidup biaya yang merupakan aktivitas urutan dalam perusahaan
mulai dari riset dan pengembangan, kemudian desain, produksi (atau penyediaan
jasa), pemasaran/distribusi, dan pelayanan kepada pelanggan. Terdapat juga apa
yang disebut siklus hidup penjualan yaitu merupakan urutan atau fase-fase hidup
produk dan jasa di pasar—mulai dari pengenalan produk atau jasa sampai pada
pertumbuhan dalam penjualan dan akhirnya kematangan, penurunan dan penarikan
dari pasar.
Metode
yang membantu dalam analisis cost life cycle adalah:
- Target Costing
digunakan untuk mengelola biaya, terutama dalam aktivitas desain.
- Theory of Constraint
digunakan untuk mengelola biaya produksi.
- Life-Cycle Costing
digunakan pada seluruh cost life cycle untuk meminimumkan biaya
secara keseluruhan.
Masing-masing
metode tersebut dapat diterapkan pada perusahaan jasa untuk meningkatkan
efisiensi dan kecepatan proses penyediaan jasa.
Tetapi dua metode target
costing dan theory of constraint, secara khusus dapat diterapkan
pada perusahaan manufaktur karena berkaitan dengan desain dan pengolahan
produk.
MANAJEMAN
BIAYA SELAMA ‘COST LIFE CYCLE’
TARGET COSTING
Pokok
masalah adalah meskipun seseorang dapat menghitung biaya sesuatu dengan teliti,
tapi tidak seorang pun tahu berapa biaya yang seharusnya dikeluarkan. Salah
satu cara adalah menentukan harga serendah-rendahnya untuk memaksakan orang
mencapai efisiensi tertinggi. Harga yang rendah membuat setiap orang dapat
menghasilkan laba.
HENRY
FORD, MY LIFE, AND MY WORK, 1923
Henry
Ford menggambarkan teknik yang disebut target costing, dimana perusahaan
menentukan biaya yang harus dikeluarkan berdasarkan harga pasar kompetitif,
dengan demikian perusahaan dapat memperoleh laba yang diharapkan:
Target
biaya = Harga kompetitif – laba yang diharapkan
Perusahaan mempunyai dua pilihan untuk
menurunkan biaya sampai pada target biaya:
- Dengan cara mengintegrasikan teknologi
pemanufakturan baru, menggunakan
teknik-teknik manajemen biaya yang canggih dan mencari produktivitas
yang lebih tinggimelalui perbaikan organisasi dan hubungan tenaga kerja,
perusahaan akan dapat menurunkan biaya. Pendekatan ini diimplementasikan
dengan menentukan biaya standar (standard costing).
- Dengan melakukan desain ulang terhadap
produk atau jasa, perusahaan dapat menurunkan biaya sampai mencapai level
target biaya (target cost). Metode ini lebih umum karena mengakui
bahwa keputusan desain mempunyai pengaruh yang besar terhadap total biaya
selama siklus hidup produk (total product life cycle cost).
Dengan memberi perhatian yang cermat pada desain, dimungkinkan untuk
menurunkan biaya total secara signifikan.
Kedua
metode—yaitu pengendalian operasional untuk meningkatkan produktivitas dan target
costing untuk merancang produk dengan biaya rendah banyak digunakan oleh
perusahaan.
Tujuan target costing yaitu mencapai level biaya yang lebih spesifik.
Karena tujuannya lebih jelas, maka tujuannya lebih mudah dicapai dan oleh
karena itu lebih dapat memotivasi.
Target costing merupakan cara yang
sangat bermanfaat untuk mengelola kebutuhan terhadap trade-off anatara
peningkatan fungsionalitas dan semakin tingginya biaya.
Lima tahap pengimplementasian pendekatan target
costing:
- Menentukan harga pasar
- Menentukan laba yang diharapkan
- Menghitung target biaya (target cost)
pada harga pasar dikurangi laba yang diharapkan
- Menggunakan rekayasa nilai (value)
untuk mengidentifikasi cara yang dapat menurunkan biaya produk
- Menggunakan ‘kaizen costing’ dan
pengendalian operasional untuk terus menurunkan biaya.
REKAYASA NILAI
Digunakan
dalam target costing untuk menurunkan biaya produk dengan cara menganalisis “
TRADE – OFF” antara :
1. Jenis
dan level yang berbeda dalam fungsionalitas produk
2. Biaya
produk total
Tahap
pertama yang penting adalah melakukan analisis konsumen ideal terhadap produk
baru atau produk yang telah direvisi selama tahap desain. Analisis konsumen
mengidentifikasi keinginan konsumen, yang dapat mengidentifikasi fungsionalitas
produk baru yang diharapkan.
Jenis
rekayasa nilai yang digunakan tergantung pada fungsionalitas produk. Misalnya,
produk mobil, fungsionalitas relative mudah ditambahkan atau dikurangi. Produk
ini merupakan produk yang sering berubah model dan sering mengalami perbaikan.
Selain itu keinginan dari konsumen juga sering mengalami perubahan.
Dampaknya
adalah produsen harus selalu mempunyai sesuatu yang baru yang bisa dimasukkan
dalam setiap model baru. Dalam hal ini, bisa berarti tampilan yang baru dan
model – model dengan tambahan fasilitas lain misalnya keamanan. Sebaliknya,
pada produk lainnya seperti peralatan khusus dan produk – produk industri,
fungsioanal produk harus dirancang sebaik mungkin. Pada kelompok produk ini,
keinginan konsumen lebih stabil. Target costing lebih bermanfaat untuk produk
mobil karena terbaca kebijakan perusahaan tentang model untuk produk tersebut.
Jenis rekayasa nilai yang digunakan pada perusahaan – perusahaan ini adalah
analisis fungsional.
Analisis
fungsional adalah bentuk umum dari rekayasa nilai untuk pengkajian kinerja dan
biaya dari masing – masing fungsi atau ciri utama produk.
Benchmarking
sering digunakan pada tahap ini untuk menentukan tampilan yang seperti apa yang memberikan keunggulan kompetitif
bagi perusahaan. Misalnya, produsen mobil harus memutuskan tampilan dan model
keamanan yang mana yang seharusnya ditambahkan pada model yang baru. Keputusan
ini didasarkan pada analisis konsumen dan analisis fungsional terhadap
kontribusi model dan keinginan konsumen, dibandingkan dengan biaya yang
dikeluarkan.
Analisis
desain merupakan bentuk umum dari rekayasa nilai untuk produk – produk industri
dan produk khusus. Tim desain menyiapkan beberapa desain produk yang mungkin
masing – masing mempunyai keistimewaan yang serupa yang mempunyai tampilan dan
biaya yang berbeda. Benchmarking dan analisis “ value chain” membantu memandu
tim desain dalam menyiapkan desain dengan biaya rendah dan kompetitif. Tim
desain akan memilih satu desain yang terbaik yang dapat memenuhi keinginan
konsumen dan tidak melebihi target biaya.
Pendekatan
penurunan biaya lainnya meliputi tabel biaya dan teknologi kelompok:
- Tabel biaya merupakan database yang
dibuat berdasarkan komputer yang memasukkan informasi yang komprehensif
tentang “ cost driver” perusahaan. Cost driver tersebut meliputi ,
misalnya ukuran produk, bahan yang digunakan dalam pembuatan probuk dan
jumlah model.
- Teknologi kelompok merupakan metode
untuk mengidentifikasi menyamakan suku cadang untuk produk dalam
perusahaan manufaktur, sehingga suku cadang yang sama dapat digunakan
untuk dua produk atau lebih, sehingga dapat menurunkan biaya. Perusahaan
manufaktur dengan lini produk yang berbeda – beda, seperti industri mobil,
menggunakan teknologi ini.
Pusat
perhatian dalam penggunaan teknologi kelompok adalah biaya produksi turun,
biaya pelanggan dan biaya garansi mungkin ditingkatkan jika suku cadang yang
gagal sudah meluas pada berbagai model, sehingga produk yang kembali akan
mempengaruhi banyak pelanggan.
Langkah
selanjutnya dalam target costing adalah menggunakan “ kaizen costing”, dan pengendalian
operasional untuk menurunkan biaya yang lebih lanjut. Kaizen costing terjadi
pada tahap pengolahan, sehingga dampak rekayasa nilai dan desain langsung
terasa peran penurunan biaya pada tahap ini untuk mengembangkan metode
pemanufakturan baru dan untuk menggunakan teknik – teknik manajemen baru
seperti pengendalian operasional, manajemen kualitas total dan teori kendala
untuk menurunkan biaya lebih lanjut.
Kaizen
berarti “ Continual Improvement”, yaitu secara terus – menerus mencari cara
baru untuk menurunkan biaya dalam proses pemanufakturan produk dengan desain
dan fungsionalitas yang ada.
TEORI KENDALA ( THEORY OF CONSTARINT)
Kebalikan
dari “ target costing” yang berfokus pada tahap awal dari “ cost life cycle”,
teori kendala berfokus pada aktivitas produksi( pemanufakturan). Teori ini
memfokuskan perhatian manajer pada kendala atau pemborosan, yang memperlambat
proses produksi. Gagasan utama adalah bahwa perusahaan sukses dengan cara
memaksimumkan tingkat output produksi secara keseluruhan, yang disebut “
throughput” perusahaan. “ Througput” adalah penjualan dikurangi biaya bahan
langsung yang meliputi pembelian komponen dan biaya penanganan bahan.
TOC
menekankan perbaikan “throughput” dengan cara mengubah atau menurunkan
pemborosan dalam proses produksi yang memperlambat tingkat output yang
dihasilkan.
Langkah – langkah dalam analisis teori
kendala:
- Mengidentifikasi kendala yang mengikat
Akuntan
manajemen bekerja bersama manajer produksi dan manajer teknik untuk
mengidentifikasi kendala – kendala yang bersifat mengikat dengan cara membuat
diagram jaringan aliran produksi. Diagram jaringan merupakan flowchart dari
pekerjaan yang menunjukkan urutan proses dan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk
setiap proses. Tujuan diagram jaringan adalah untuk membantu akuntan manajemen
melihat adanya tanda – tanda pemborosan. Analisis tugas yang menggambarkan
aktivitas dari setiap proses secara rinci, juga dapat digunakan untuk
mengidentifikasi kendala – kendala yang mengikat.
- Menentukan pemanfaatan yang paling
efisien untuk setiap kendala yang mengikat
Akuntan
manajemen menentukan bagaimana memanfaatkan sumber daya perusahaan paling
efisien. Jika perusahaan mempunyai satu produk, akuntan manajemen mencari cara
untuk memaksimumkan aliran produksi dengan kendala yang ada. Untuk dua atau
lebih produk, penentuan produk mana atau komposisi produk mana yang akan
dihasilkan menjadi sesuatu yang penting sama seperti memaksimumkan aliran
produksi melalui kendala. Jadi manajer harus menentukan komposisi produk mana yang
paling menguntungkan yang meliputi analisis secara hati – hati terhadap
profitabilitas masing – masing produk.
- Mengelola aliran sepanjang kendala
mengikat
Tujuan
pada tahap ini adalah untuk mengelola aliran produksi yang masuk dan keluar
dalam kendala yang mengikat untuk melancarkan aliran produksi dalam pabrik.
Alat penting untuk mengelola aliran produk adalah dengan drum – buffer – rope
(DBR) system, yaitu sistem untuk menyeimbangkan aliran – aliran produksi dalam
kendala mengikat.
- Menambah kapasitas pada kendala yang
mengikat
Sebagai
ukuran jangka panjang untuk mengurangi pemborosan dan memperbaiki “throughput”
manajemen harus mempertimbangkan tambahan kapasitas untuk kendala mengikat,
dengan menambah atau memperbaiki mesin dan/atau menambah tenaga kerja langsung.
- Merancang ulang proses pemanufakturan
kea rah fleksibilitas dan “throughput” yang cepat
Respons
stratejik yang paling lengkap untuk situasi pemborosan adalah merancang ulang
proses produksi, yang meliputi pengenalan teknologi pemanufakturan baru,
menghilangkan hal – hal yang menyulitkan produksi, dan mendesain ulang beberapa
produk sehingga lebih mudah diproduksi.
LAPORAN
TEORI KENDALA
Pendekatan
yang dilakukan adalah perbaikan “throughput” yaitu dengan melaporkan
“throughput” seperti yang dilakukan pada laporan tentang data operasional.
ABC
dan TEORI KENDALA
Perbandingan
metode teori kendala dan ABC
|
TEORI
KENDALA
|
ABC
|
Tujuan
utama
|
Berfokus
jangka pendek, analisis terhadap “ throughput” berdasarkan bahan dan biaya yangberhubungan
dengan bahan
|
Berfokus
jangka panjang, analisis terhadap semua biaya produk yang meliputi bahan,
tenaga kerja langsung dan overhead
|
Kapasitas
dan kendala sumber daya
|
Secara
eksplisit dimasukkan, merupakan fokus prinsip TOC
|
Tidak
secara ekplisit dimasukkan
|
Cost
driver
|
Pemanfaatan
cost driver tidak secara langsung
|
Mengembangkan
pemahaman tentang cost driver pada level unit, batch, produk,dan fasilitas
|
Penggunaan
utama
|
Optimisasi
aliran produksi dan komposisi produk jangka panjang
|
Penetuan
harga jual strategi dan perencanaan laba
|
KESIMPULAN
Metode manajemen biaya yang digunakan untuk menganalisis siklus hidup
produk dan jasa:target costing,the theorya of constraint dan life cycle
costing.Target costing merupakan alat untuk menganalisis struktur biaya dengan
tujuan membantu menajemen untuk mengidentifikasi tampilan desain yang tepat
sdan metode pemanafakturan yang memungkinkan perusahaan menentukan harga yang
kompetitif.
The theory constraint merupakan alat yang membantru manajer dalam
mengidentifikasipemborosan dan penjadwalan produksin untuk memaksimumkan laba
Life cycle costing membantu menajer dalam meminimumkan biaya total selama
siklus hidup produk atau jasa.life cycle costing pada aktivitas hulu ( riset
dan pengembangan,desain dan teknis) dan aktivitas hilir(
pemaasaran,distribusi,pelayanan) sama seperti sistem biaya memfokuskan pada
biaya produksi dan biaya operasional.