RSS

Memahami Dasar akuntansi

Akuntansi merupakan suatu sistem atau disiplin yang dipergunakan dalam proses pengumpulan dan pengolahan data finansial yang menghasilkan informasi penting yang dipergunakan atau diperlukan oleh suatu organisasi atau badan usaha dalam upaya mencapai pengelolahan yang efektif dan efisein serta evaluasi yang akurat terhadap hasil kegiatan usaha.Untuk mempelajari ilmu akuntansi harus mengatahui dasar-dasar akuntansi. Dasar akuntansi merupakan pondasi yang harus dipahami mendalam sebelum melanjutakan ke tahap berikutnya.
Dasar akuntansi di mulai dari konsep Debit-Kredit. Konsep ini merupakan langkah awal yang harus di pahami untuk betul.  berikut konsep dasar letak Debit-Kredit




Akun
Bertambah
Berkurang
Aktiva
Debit
Kredit
Kewajiban
Kredit
Debit
Ekuitas
Kredit
Debit
Pendapatan
Kredit
Debit
Biaya-Biaya
Debit
Kredit



Demikian dasar awal akuntansi untuk Posting selanjutnya Persamaan akuntansi

Target Costingf, Theory of Constraint, dan Cost Life Cycle



PENDAHULUAN

Bab ini berfokus pada dimensi waktu dari manajemen biaya, seperti digambarkan oleh prancis bacon. Kita memperhatikan dampak ketepatan waktu terhadapat biaya total dan bagaimana biaya berubah selama siklus hidup produk. Siklus hidup produk (produck life cycle) harus diperhatikan dalam dua aspek, yaitu selama siklus hidup produk (sales life cycle).
The cost life cycle merupakan urutan aktivitas dalam perusahaan mulai dari riset dan pengembangan,kemudian desain,produksi atau penyediaan jasa,pemaasaran/distribusi dan pelayanan kepada pelanggan.cost life cycle merupakan siklus hidup produk.
The sales life cycle merupakan urutan atau fase-fase hidup produk dan jasa dipasar mulai dari pengenalan produk atau jasa sampai pada pertumbuhan dalam penjualan dan akhirnya kematangan,penurunan dan penarikan dari pasar.penjualan,pada saat-saat pertama kecil kemudaian memuncak pada fase kematangan dan kemudian menurun.


II. PEMBAHASAN

         . Biaya Manufaktur juga disebut biaya produksi atau biaya pabrik biasanya didefinisikan sebagai jumlah darti tiga elemen biaya: bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik. Bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung, keduanya disebut biaya utama(prime cost). Tenaga langsung dan overhead pabrik, keduanya disebut biaya konversi.
         Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang membentuk bagian integral dari produk jadi dan dimasukkan secara explisit dalam perhitungan biaya produk. Contoh dari bahan baku lansgsung adalah kayu yang digunakan untuk membuat mebel dan minyak mentah yang digunakan untuk membuat bensin dan contoh bahan baku tidak langsung adalah jumlah paku pada mebel.
         Tenaga kerja langsung adalah  tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu. Dua masalah sering muncul ketika usaha untuk mengidentifikasi tenaga kerja langsung sebagai elemen biaya yang terpisah dilakukan. Pertama, pekerja yang sama melakukan kemudian berbagai tugas. Mereka dapat bergantian mengerjakan tugas tenaga kerja langsung kemudian tugas tenaga kerja tidak langsung secara cepat dan sering, sehingga biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung menjadi:
Overhead pabrik juga disebut overhead manufaktur, beban manufaktur, atau beban pabrik  terdiri dari atas semua biaya manufaktur yang tidak ditelusuri secara langsung ke output tertentu. Overhead pabrik biasanya memasukkan semua biaya manufaktur kecuali bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Bahan baku tidak langsung adalah bahan baku yang diperlukan untuk penyelesaian suatu produk tetapi tidak diklasifikasikan sebagai bahan baku langsung karena bahan baku tersebut tidak menjadi bagian dari produk. Contohnya amplas, pola kertas, dan pelumas.Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang tidak dapat ditelusuri langsung karena ke kontruksi atau komposisi dari produk jadi. Tenaga kerja tidak langsung termasuk gaji pengawas, pegawai pabrik, pembantu umum, pekerja bagian pemeliharaan, seperti pekerja bagian gudang. Dalam bisnis jasa tenaga kerja tidak langsung dapat mamasukan gaji resepsionis, operator telepon, pegawai yang melakukana penyimpanan dokumen dan pegawai yang menangani barang. Beban Komersial terdiri dari atas dua klasifikasi besar: beban pemasaran dan beban administratif (juga disebut beban umum dan administratif). Beban pemasaran mulai dari titik dimana biaya manufaktur berakhir. Yaitu, ketika proses manufaktur selesai dan produk ada dalam kondisi siap dijual. Beban pemasaran termasuk beban promosi, beban penjualan dan pengiriman. Beban administratif termasuk beban yang terjadi dalam mengarahkan dan mengendalikan organisasi.
            Ketiga komponen biaya produksi tersebut harus selalu dilakukan perencanaan dalam rangka pengendalian biaya. Sebelum kita lakukan perencanaan biaya, sebaiknya kita memahami terlebih dahulu bagaimanakan siklus hidup suatu produk.Siklus hidup produk (product life cycle) harus diperhatikan dalam dua aspek, yaitu:
 
  1. Biaya selama siklus hidup produk (cost life cycle)
Merupakan aktivitas urutan dalam perusahaan mulai dari riset dan pengembangan, kemudian desain, produksi (atau penyediaan jasa), pemasaran/distribusi, dan pelayanan kepada pelanggan.

  1. Penjualan selama siklus hidup produk (sales life cycle)
Selain terdapat siklus hidup biaya yang merupakan aktivitas urutan dalam perusahaan mulai dari riset dan pengembangan, kemudian desain, produksi (atau penyediaan jasa), pemasaran/distribusi, dan pelayanan kepada pelanggan. Terdapat juga apa yang disebut siklus hidup penjualan yaitu merupakan urutan atau fase-fase hidup produk dan jasa di pasar—mulai dari pengenalan produk atau jasa sampai pada pertumbuhan dalam penjualan dan akhirnya kematangan, penurunan dan penarikan dari pasar.

 Metode yang membantu dalam analisis cost life cycle adalah:
  • Target Costing digunakan untuk mengelola biaya, terutama dalam aktivitas    desain.
  • Theory of Constraint digunakan untuk mengelola biaya produksi.
  • Life-Cycle Costing digunakan pada seluruh cost life cycle untuk meminimumkan biaya secara keseluruhan.
Masing-masing metode tersebut dapat diterapkan pada perusahaan jasa untuk meningkatkan efisiensi dan kecepatan proses penyediaan jasa.
Tetapi dua metode target costing dan theory of constraint, secara khusus dapat diterapkan pada perusahaan manufaktur karena berkaitan dengan desain dan pengolahan produk.
MANAJEMAN BIAYA SELAMA ‘COST LIFE CYCLE’ 
TARGET COSTING
Pokok masalah adalah meskipun seseorang dapat menghitung biaya sesuatu dengan teliti, tapi tidak seorang pun tahu berapa biaya yang seharusnya dikeluarkan. Salah satu cara adalah menentukan harga serendah-rendahnya untuk memaksakan orang mencapai efisiensi tertinggi. Harga yang rendah membuat setiap orang dapat menghasilkan laba.
HENRY FORD, MY LIFE, AND MY WORK, 1923
Henry Ford menggambarkan teknik yang disebut target costing, dimana perusahaan menentukan biaya yang harus dikeluarkan berdasarkan harga pasar kompetitif, dengan demikian perusahaan dapat memperoleh laba yang diharapkan:
Target biaya = Harga kompetitif – laba yang diharapkan

      Perusahaan mempunyai dua pilihan untuk menurunkan biaya sampai pada target biaya:
  1. Dengan cara mengintegrasikan teknologi pemanufakturan baru, menggunakan     teknik-teknik manajemen biaya yang canggih dan mencari produktivitas yang lebih tinggimelalui perbaikan organisasi dan hubungan tenaga kerja, perusahaan akan dapat menurunkan biaya. Pendekatan ini diimplementasikan dengan menentukan biaya standar (standard costing).
  2. Dengan melakukan desain ulang terhadap produk atau jasa, perusahaan dapat menurunkan biaya sampai mencapai level target biaya (target cost). Metode ini lebih umum karena mengakui bahwa keputusan desain mempunyai pengaruh yang besar terhadap total biaya selama siklus hidup produk (total product life cycle cost). Dengan memberi perhatian yang cermat pada desain, dimungkinkan untuk menurunkan biaya total secara signifikan.
Kedua metode—yaitu pengendalian operasional untuk meningkatkan produktivitas dan target costing untuk merancang produk dengan biaya rendah banyak digunakan oleh perusahaan.
      Tujuan target costing yaitu  mencapai level biaya yang lebih spesifik. Karena tujuannya lebih jelas, maka tujuannya lebih mudah dicapai dan oleh karena itu lebih dapat memotivasi.
      Target costing merupakan cara yang sangat bermanfaat untuk mengelola kebutuhan terhadap trade-off anatara peningkatan fungsionalitas dan semakin tingginya biaya.
      Lima tahap pengimplementasian pendekatan target costing:
  1. Menentukan harga pasar
  2. Menentukan laba yang diharapkan
  3. Menghitung target biaya (target cost) pada harga pasar dikurangi laba yang diharapkan
  4. Menggunakan rekayasa nilai (value) untuk mengidentifikasi cara yang dapat menurunkan biaya produk
  5. Menggunakan ‘kaizen costing’ dan pengendalian operasional untuk terus menurunkan biaya.

REKAYASA NILAI
Digunakan dalam target costing untuk menurunkan biaya produk dengan cara menganalisis “ TRADE – OFF” antara :
1.    Jenis dan level yang berbeda dalam fungsionalitas produk
2.    Biaya produk total
Tahap pertama yang penting adalah melakukan analisis konsumen ideal terhadap produk baru atau produk yang telah direvisi selama tahap desain. Analisis konsumen mengidentifikasi keinginan konsumen, yang dapat mengidentifikasi fungsionalitas produk baru yang diharapkan.
Jenis rekayasa nilai yang digunakan tergantung pada fungsionalitas produk. Misalnya, produk mobil, fungsionalitas relative mudah ditambahkan atau dikurangi. Produk ini merupakan produk yang sering berubah model dan sering mengalami perbaikan. Selain itu keinginan dari konsumen juga sering mengalami perubahan.
Dampaknya adalah produsen harus selalu mempunyai sesuatu yang baru yang bisa dimasukkan dalam setiap model baru. Dalam hal ini, bisa berarti tampilan yang baru dan model – model dengan tambahan fasilitas lain misalnya keamanan. Sebaliknya, pada produk lainnya seperti peralatan khusus dan produk – produk industri, fungsioanal produk harus dirancang sebaik mungkin. Pada kelompok produk ini, keinginan konsumen lebih stabil. Target costing lebih bermanfaat untuk produk mobil karena terbaca kebijakan perusahaan tentang model untuk produk tersebut. Jenis rekayasa nilai yang digunakan pada perusahaan – perusahaan ini adalah analisis fungsional.
Analisis fungsional adalah bentuk umum dari rekayasa nilai untuk pengkajian kinerja dan biaya dari masing – masing fungsi atau ciri utama produk.
Benchmarking sering digunakan pada tahap ini untuk menentukan tampilan yang seperti  apa yang memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Misalnya, produsen mobil harus memutuskan tampilan dan model keamanan yang mana yang seharusnya ditambahkan pada model yang baru. Keputusan ini didasarkan pada analisis konsumen dan analisis fungsional terhadap kontribusi model dan keinginan konsumen, dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan.
Analisis desain merupakan bentuk umum dari rekayasa nilai untuk produk – produk industri dan produk khusus. Tim desain menyiapkan beberapa desain produk yang mungkin masing – masing mempunyai keistimewaan yang serupa yang mempunyai tampilan dan biaya yang berbeda. Benchmarking dan analisis “ value chain” membantu memandu tim desain dalam menyiapkan desain dengan biaya rendah dan kompetitif. Tim desain akan memilih satu desain yang terbaik yang dapat memenuhi keinginan konsumen dan tidak melebihi target biaya.
Pendekatan penurunan biaya lainnya meliputi tabel biaya dan teknologi kelompok:
  • Tabel biaya merupakan database yang dibuat berdasarkan komputer yang memasukkan informasi yang komprehensif tentang “ cost driver” perusahaan. Cost driver tersebut meliputi , misalnya ukuran produk, bahan yang digunakan dalam pembuatan probuk dan jumlah model.
  • Teknologi kelompok merupakan metode untuk mengidentifikasi menyamakan suku cadang untuk produk dalam perusahaan manufaktur, sehingga suku cadang yang sama dapat digunakan untuk dua produk atau lebih, sehingga dapat menurunkan biaya. Perusahaan manufaktur dengan lini produk yang berbeda – beda, seperti industri mobil, menggunakan teknologi ini.
Pusat perhatian dalam penggunaan teknologi kelompok adalah biaya produksi turun, biaya pelanggan dan biaya garansi mungkin ditingkatkan jika suku cadang yang gagal sudah meluas pada berbagai model, sehingga produk yang kembali akan mempengaruhi banyak pelanggan.
Langkah selanjutnya dalam target costing adalah menggunakan “ kaizen costing”, dan pengendalian operasional untuk menurunkan biaya yang lebih lanjut. Kaizen costing terjadi pada tahap pengolahan, sehingga dampak rekayasa nilai dan desain langsung terasa peran penurunan biaya pada tahap ini untuk mengembangkan metode pemanufakturan baru dan untuk menggunakan teknik – teknik manajemen baru seperti pengendalian operasional, manajemen kualitas total dan teori kendala untuk menurunkan biaya lebih lanjut.
Kaizen berarti “ Continual Improvement”, yaitu secara terus – menerus mencari cara baru untuk menurunkan biaya dalam proses pemanufakturan produk dengan desain dan fungsionalitas yang ada.

TEORI KENDALA ( THEORY OF CONSTARINT)
Kebalikan dari “ target costing” yang berfokus pada tahap awal dari “ cost life cycle”, teori kendala berfokus pada aktivitas produksi( pemanufakturan). Teori ini memfokuskan perhatian manajer pada kendala atau pemborosan, yang memperlambat proses produksi. Gagasan utama adalah bahwa perusahaan sukses dengan cara memaksimumkan tingkat output produksi secara keseluruhan, yang disebut “ throughput” perusahaan. “ Througput” adalah penjualan dikurangi biaya bahan langsung yang meliputi pembelian komponen dan biaya penanganan bahan.
TOC menekankan perbaikan “throughput” dengan cara mengubah atau menurunkan pemborosan dalam proses produksi yang memperlambat tingkat output yang dihasilkan.
 Langkah – langkah dalam analisis teori kendala:
  1. Mengidentifikasi kendala yang mengikat
Akuntan manajemen bekerja bersama manajer produksi dan manajer teknik untuk mengidentifikasi kendala – kendala yang bersifat mengikat dengan cara membuat diagram jaringan aliran produksi. Diagram jaringan merupakan flowchart dari pekerjaan yang menunjukkan urutan proses dan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk setiap proses. Tujuan diagram jaringan adalah untuk membantu akuntan manajemen melihat adanya tanda – tanda pemborosan. Analisis tugas yang menggambarkan aktivitas dari setiap proses secara rinci, juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi kendala – kendala yang mengikat. 

  1. Menentukan pemanfaatan yang paling efisien untuk setiap kendala yang mengikat
Akuntan manajemen menentukan bagaimana memanfaatkan sumber daya perusahaan paling efisien. Jika perusahaan mempunyai satu produk, akuntan manajemen mencari cara untuk memaksimumkan aliran produksi dengan kendala yang ada. Untuk dua atau lebih produk, penentuan produk mana atau komposisi produk mana yang akan dihasilkan menjadi sesuatu yang penting sama seperti memaksimumkan aliran produksi melalui kendala. Jadi manajer harus menentukan komposisi produk mana yang paling menguntungkan yang meliputi analisis secara hati – hati terhadap profitabilitas masing – masing produk.

  1. Mengelola aliran sepanjang kendala mengikat
Tujuan pada tahap ini adalah untuk mengelola aliran produksi yang masuk dan keluar dalam kendala yang mengikat untuk melancarkan aliran produksi dalam pabrik. Alat penting untuk mengelola aliran produk adalah dengan drum – buffer – rope (DBR) system, yaitu sistem untuk menyeimbangkan aliran – aliran produksi dalam kendala mengikat.

  1. Menambah kapasitas pada kendala yang mengikat
Sebagai ukuran jangka panjang untuk mengurangi pemborosan dan memperbaiki “throughput” manajemen harus mempertimbangkan tambahan kapasitas untuk kendala mengikat, dengan menambah atau memperbaiki mesin dan/atau menambah tenaga kerja langsung.

  1. Merancang ulang proses pemanufakturan kea rah fleksibilitas dan “throughput” yang cepat
Respons stratejik yang paling lengkap untuk situasi pemborosan adalah merancang ulang proses produksi, yang meliputi pengenalan teknologi pemanufakturan baru, menghilangkan hal – hal yang menyulitkan produksi, dan mendesain ulang beberapa produk sehingga lebih mudah diproduksi.

LAPORAN TEORI KENDALA
Pendekatan yang dilakukan adalah perbaikan “throughput” yaitu dengan melaporkan “throughput” seperti yang dilakukan pada laporan tentang data operasional.
  
 ABC dan TEORI KENDALA
Perbandingan metode teori kendala dan ABC

TEORI KENDALA
ABC
Tujuan utama
Berfokus jangka pendek, analisis terhadap “ throughput” berdasarkan bahan dan biaya yangberhubungan dengan bahan
Berfokus jangka panjang, analisis terhadap semua biaya produk yang meliputi bahan, tenaga kerja langsung dan overhead
Kapasitas dan kendala sumber daya
Secara eksplisit dimasukkan, merupakan fokus prinsip TOC
Tidak secara ekplisit dimasukkan
Cost driver
Pemanfaatan cost driver tidak secara langsung
Mengembangkan pemahaman tentang cost driver pada level unit, batch, produk,dan fasilitas
Penggunaan utama
Optimisasi aliran produksi dan komposisi produk jangka panjang
Penetuan harga jual strategi dan perencanaan laba















KESIMPULAN
Metode manajemen biaya yang digunakan untuk menganalisis siklus hidup produk dan jasa:target costing,the theorya of constraint dan life cycle costing.Target costing merupakan alat untuk menganalisis struktur biaya dengan tujuan membantu menajemen untuk mengidentifikasi tampilan desain yang tepat sdan metode pemanafakturan yang memungkinkan perusahaan menentukan harga yang kompetitif.
The theory constraint merupakan alat yang membantru manajer dalam mengidentifikasipemborosan dan penjadwalan produksin untuk memaksimumkan laba
Life cycle costing membantu menajer dalam meminimumkan biaya total selama siklus hidup produk atau jasa.life cycle costing pada aktivitas hulu ( riset dan pengembangan,desain dan teknis) dan aktivitas hilir( pemaasaran,distribusi,pelayanan) sama seperti sistem biaya memfokuskan pada biaya produksi dan biaya operasional.