RSS

PERSEDIAAN


Persediaan merupakan barang yang diperoleh untuk dijual kembali atau bahan untk diolah menjadi barang jadi atau barang jadi yang akan dijual atau barang yang akan digunakan. Persediaan ini dapat dicatat dengan dua sistem yaitu: Sistem Periodik dan Sistem Perpetual.
Metode penilaian persediaan lain  yang diperkenankan oleh IFRS adalah metode FIFO dan metode rata-rata tertimbang (weighted-average method). Dalam metode FIFO diasumsikan bahwa barang yang pertama dibeli akan menjadi barang yang pertama digunakan atau barang yang pertama dijual, tanpa memperhatikan aliran fisik persediaan yang sesungguhnya. Dalam metode rata-rata tertimbang, kos persediaan akhir ditentukan sebesar rata-rata kos persediaan selama satu periode. Meskipun dalam metode rata-rata kos persediaan bisa terdistorsi oleh perubahan tingkat harga persediaan, tetapi metode persediaan ini dalam kasus-kasus tertentu cukup praktis untuk diterapkan. 
Contoh soal:
Data persediaan barang dagangan untuk bulan Januari 2006 sebagai berikut:
Januari  1   Persediaan  200 unit @ Rp10 = Rp 2.000  
12  Pembelian  400 unit @ Rp12 = Rp 4.800  
26  Pembelian  300 unit @ Rp11 = Rp 3.300  
30  Pembelian  100 unit @ Rp13 = Rp 1.300
Setelah dilakukan inventarisasi fisik, jumlah pesediaan per 31 Januari 2006 adalah 300 unit. Tentukan:
a. Persediaan per 31 Januari 2006.
b. Harga pokok persediaan yang dijual dalam bulan Januari 2006.

Jawaban:
a.      Jika perusahaan menggunakan Sisem Periodik
1.      FIFO Dengan metode ini jumlah barang yang digunakan sebanyak 700 unit diasumsikan berasal dari barang yang pertama kali dibeli, yaitu: 
200 unit    @ Rp 10            = Rp 2.000
400 unit    @ Rp 12            = Rp 4.800
100 unit    @ Rp 11            = Rp 1.100
Harga pokok penjualan         Rp 7.900
Selanjutnya persediaan yang 300 unit dianggap dari pembelian tanggal 26 dan 30 Januari 2006 dengan rincian sebagai berikut: 
200 unit    @ Rp 11 = Rp 2.200 
100 unit    @ Rp 13 = Rp 1.300
  Persediaan akhir        Rp 3.500
2.      Metode Rata-rata Untuk menghitung persediaan akhir dan harga pokok penjualan perlu dibuat perhitungan sebagai berikut:
Tanggal
Keterangan
Unit
Harga per Unit
Jumlah
Jan   1
Persediaan
200
Rp10
Rp  2.000
12
Pembelian
400
Rp12
Rp  4.800
26
Pembelian
300
Rp11
Rp  3.300
30
Pembelian
100
Rp13
Rp  1.300
Jumlah
1.000

Rp11.400
Rata-rata = Rp11.400 : 1.000
      Rp    11,4
Harga pokok penjualan = 700 x Rp 11,4 = Rp 7.980
 Persediaan akhir = 300 x Rp11,4 = 3.240

b.      Jika perusahaan menggunakan Sistem Perpetual
Jika perusahaan menggunakan sistem perpetual, penentuan harga pokok barang yang dijual dan persediaan akhir dilakukan setiap perusahaan menjual barang. Untuk mempermudah pekerjaan menentukan harga pokok ini digunakan suatu kartu yang lazim disebut Kartu Persediaan. Satu jenis barang disediakan satu Kartu. Dengan demikian sistem ini baru cocok untuk persediaan yang nilainya tinggi. 

Misalkan atas satu jenis barang diperoleh informasi sebagai berikut:
Tanggal
Keterangan
Unit
Harga Beli Per Unit
Jan   1
Persediaan
200
Rp10
12
Pembelian
400
Rp12
17
Dijual
300

26
Pembelian
300
Rp11
27
Dijual
200

28
Dijual
300

30
Pembelian
100
Rp13






Berikut ini hanya diberikan contoh metode FIFO:
Tgl
Ket
Dibeli
Dipakai
Persediaan
Unit
Cost
Jmlh
Unit
Cost
Jmlh
Unit
Cost
Jmlh
Jan 1
Persediaan






200
10
2.000
12
Pembelian
400
12
4.800



200
400
10
12
2.000
4.800
17
Dijual



200
100
10
12
2.000
1.200
300
12
3.600
26
Pembelian
300
11
3.300



300
300
12
11
3.600
3.300
27
Dijual



200
12
2.400
100
300
12
11
1.200
3.300
28
Dijual



100
200
12
11
1.200
2.200
100
11
1.100
30
Pembelian
100
13
1.300



100
100
11
13
1.100
1.300


0 komentar:

Posting Komentar